Selasa, 09 September 2014

macam-macam sambungan


suatu mesin merupakan atau penggabungan dari banyak elemen dimana satu elemen dihubungkan dengan elemen lainnya dengan cara menggunakan sambungan -sambungan yang digunakan dengan elemen lainnya denan cara menggunakan sambungan. Sambungan yang digunakan dapat dalam bentuk sliding ataupun dalam bentuk fixed. Sambungan dalam bentuk slliding dapat berupa : batang penggerak piston (coneccting rod), cam and follower, poros dan bantalan. Pasangan roda gigi, sabuk (belt), rantai (chain) dan lain-lainnya. Sambungan fixed biasanya berupa bentuk pengikat antara satu elemen dengan elemen yang lainny. Pengikat elemen dapat bersifat tetap permanen (permanent join) atau bersifat sementara (detachbel joint) yang dapat dilepas saat tanpa menimbulkan kerusakan berarti pada sambungan.
Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian / konstruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu.
Sambungan terbagi 2 menjadi yaitu :
1) sambungan tetap (permanent join) adalah sambungan yang dapat dilepas dengan cara merusaknya, contoh: sambungan keeling dan sambungan las.
2) sambungan tidak tetap (detachbel joint)  adalah sambungan yang dapat kita lepas dan dapat kita bongkar  tanpa merusaknya sesuatu,contohnya: sambungan pasak, sambungan pena, dan sambungan ulir.
Yang termasuk sambungan tetap (permanent join) yang tertera dibawah ini

1). Sambungan paku keling

paku keling (rivet) digunakan untuk sambungan tetap antara 2 plat atau lebih misalnya pada tangki dan boiler. Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll sambungan dengan paku keling sangat kuat dan tidak dapat dilepas kembali dan jika dilepas maka akan terjadi kerusakn pada sambungan tersebut. Karena sifatnya yang permanen, maka sambungan paku keling harus dibuat sekuat mungkin untuk menghindari kerusakan atau patah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8yWEC290a2JJWd8enYQsrbOHijznykWkE7R3NPSNkMWL7G6jZwkE7yXu1FERBNDOT8iswaVzE6ruwCIt3tzMzDtvKHElL_TNEGCpMmfUdUshFMnwLp_0Jq9adWYOMGuFpU3bSH-yTazg/s1600/pakukeling1.PNGBagian utama paku keling adalah :
1. Kepala
2. Badan/batang
3. Ekor
4. Kepala penutup






menurut bentuk kepalanya, paku keling dibedakan 3 (tiga) macam :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi04f45-CmaVpgy7-OFRan_5Sak_g9CaNfGQ0HmQtWuoRis_dST6Q28BWUnr9D8BlpKoJawSLsGV9UTHDgilmLb1dhwTZvd0v4c0-l8ZhDlVWSGfjkDdZCGX9YdoejLF-XJRQbybgL7z2U/s1600/paku+keling+kepala+utuh.PNGa. Paku keling kepala mungkum / utuh
D = diameter paku keling ( mm )
d = 1,6 d @ 1,8 d
h = 0,6 d @ 0,8 d








https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3lXgIP8x0HowBNHPuw8UKsurtxD7FDcdt9TRJOhM-YOiRjRUrp-RKowRH2gnwUCezqKodQiUGMMWzdNx7XmEHHDqCZZIugigkK1pySCF-VgMeniF6ilIndkf7-CcLplv3vcM3hC864p4/s1600/paku+keling+kepala+setengah+terbenam.PNGb. Paku keling kepala setengah terbenam
                                               

 d = diameter paku keling ( mm )
d = 1,6 d @ 1,8 d
h = 0,6 d @ 0,7 d
h = 0,4 d @ 0,6 d





C. Paku keling kepala terbenam
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxrvyyWDur-lp75vqUFJ-E3tOUdyyI6oqvHQevUepJfyWkl5-3Q_Z9gKqcs8rlnWNY7dvHeqDA4HfCXjV2L7LLlt9XmPuGmo4p9fxMT82SIXXNbWD6kjuUaq1yAgsxA0gUbdm9jtAGMD8/s1600/paku+keling+kepala+terbenam.PNG                                               

D = diameter paku keling ( mm )
d = 1,6 d
h = 0,4 d @ 0,6 d





Paku keling untuk konstruksi baja terdapat beberapa macam ukuran diameter yaitu : ˘11 mm, 14 mm, 17 mm, 20 mm, 23 mm, 26 mm,˘29 mm, dan ˘32 mm.

2). Sambungan las

Menyambung baja dengan las adalah menyambung dengan cara memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan menyatu dengan baik.

Untuk menyambung baja bangunan kita mengenal 2 jenis las yaitu :
1) las karbid ( las otogen )
Yaitu pengelasan yang menggunakan bahan pembakar dari gas oksigen (zat asam) dan gas acetylene (gas karbid). Dalam konstruksi baja las ini hanya untuk pekerjaan-pekerjaan ringan atau konstruksi sekunder, seperti ; pagar besi, teralis dan sebagainya.

2) las listrik ( las lumer )
Yaitu pengelasan yang menggunakan energi listrik. Untuk pengelasannya diperlukan pesawat las yang dilengkapi dengan dua buah kabel, satu kabel dihubungkan dengan penjepit benda kerja dan satu kabel yang lain dihubungkan dengan tang penjepit batang las / elektrode las. Jika elektrode las tersebut didekatkan pada benda kerja maka terjadi kontak yang menimbulkan panas yang dapat melelehkan baja ,dan elektrode (batang las) tersebut juga ikut melebur ujungnya yang sekaligus menjadi pengisi pada celah sambungan las. Karena elektrode / batang las ikut melebur maka lama-lama habis dan harus diganti dengan elektrode yang lain. Dalam perdagangan elektrode / batang las terdapat berbagai ukuran diameter yaitu 21/2 mm, 31/4 mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm, dan 7 mm. Untuk konstruksi baja yang bersifat strukturil (memikul beban konstruksi) maka sambungan las tidak diijinkan menggunakan las otogen, tetapi harus dikerjakan dengan las listrik dan harus dikerjakan oleh tenaga kerja ahli yang profesional.

Keuntungan sambungan las listrik dibanding dengan paku keling / baut :
1) pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna).
2) konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
3) konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.
Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 – 1,5% dari berat konstruksi, sedang dengan paku keling / baut berkisar 2,5 – 4% dari berat konstruksi.
4) pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubang-lubang pk/baut, tak perlu memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan sebagainya ).
5) luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga kekuatannya utuh.

Kerugian / kelemahan sambungan las :
1) kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan. Jika pengelasannya baik maka keuatan sambungan akan baik, tetapi jika pengelasannya jelek/tidak sempurna maka kekuatan konstruksi juga tidak baik bahkan membahayakan dan dapat berakibat fatal. Salah satu
Sambungan las cacat lambat laun akan merembet rusaknya sambungan yang lain dan akhirnya bangunan dapat runtuh yang menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit bahkan juga korban jiwa. Oleh karena itu untuk konstruksi bangunan berat seperti jembatan jalan raya / kereta api di indonesia tidak diijinkan menggunakan sambungan las.
2) konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh65J0Z6UQ1LvoXlHFtLo32i8HH9dMRh3jteXDIJXgPEeCyd3H2focEGvAvvMVgTowz-kybtAD97cDQz5vZ8mfzvN4oXWxgxTi9cxZolUkgLidzRaS-yNbrKUntgsUik2Sj9l1JMB2H/s1600/Gambar+1.JPGJenis – jenis sambungan las:







1) sambungan sebidang
            sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujung-ujung plat datar dengan ketebalan yang sama atau hampir sarna. Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah menghilangkan eksentrisitas yang timbul pada sambungan lewatan tunggal seperti dalam gambar 6.16(a). Bila digunakan bersama dengan las tumpul penetrasi sempurna (full penetration groove weld), sambungan sebidang menghasilkan ukuran sambungan minimum dan biasanya lebih estetis dari pada sambungan bersusun. Kerugian utamanya ialah ujung yang akan disambung biasanya harus disiapkan secara khusus (diratakan atau dimiringkan) dan dipertemukan secara hati-hati sebelum dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat dilakukan, dan potongan yang akan disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti. Akibatnya, kebanyakan sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat mengontrol proses pengelasan dengan akurat.

2) sambungan lewatan
            sambungan lewatan pada gambar 6.16(b) merupakan jenis yang paling umum. Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utama:
− mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan dalam pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain. Potongan tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam pembuatan atau untuk penyesuaian panjang.
− mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan persiapan khusus dan biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran. Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat pemegang khusus. Kadang-kadang potongan-potongan diletakkan ke posisinya dengan beberapa baut pemasangan yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali setelah dilas.
− keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk menyambung plat yang tebalnya berlainan.

3) sambungan tegak
            jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up) seperti profil t, profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping (bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket). Umumnya potongan yang disambung membentuk sudut tegak lurus seperti pada gambar 6.16(c). Jenis sambungan ini terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul.

4) sambungan sudut
            sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks segi empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen puntir yang besar. Seperti pada gambar 6.16(d)

5) sambungan sisi
            sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk mempertahankan kesejajaran (alignment) awal. Seperti pada gambar 6.16(e)




http://blog.ub.ac.id/afrizalh/files/2012/11/s3.pngyang termasuk sambungan tidak tetap (detachbel joint)  yang tertera dibawah ini

1). Sambungan baut


Keterangan : ring pada pemasangan baut-mur berfungsi agar bila mur dikencangkan dengan keras tidak mudah dol/londot.



Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.
 jenis-  jenis baut antara lain

•baut hitam
yaitu baut dari baja lunak ( st-34 ) banyak dipakai untuk konstruksi ringan / sedang misalnya bangunan gedung, diameter lubang dan diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.

•baut pass
yaitu baut dari baja mutu tinggi (>st-42 ) dipakai untuk konstruksi berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya, diameter lubang dan diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran < 0,1 mm.


Keuntungan sambungan menggunakan baut antara lain :

1) lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan.
2) konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
3) dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak seperti paku keeling dibatasi maksimum 4d ).
4) dengan menggunakan jenis baut pass maka dapat digunakan untuk konstruksi berat/jembatan.
Macam-macam ukuran diameter baut untuk konstruksi baja antara lain
˘7/16” ( d = 11,11 mm ),˘1/2” ( d = 12,70 mm ),˘5/8” ( d = 15,87 mm ), ˘3/4” ( d = 19,05 mm ) ˘7/8” ( d = 22,22 mm ),˘ 1” ( d = 25,40 mm ), ˘11/8” ( d = 28,57 mm ) ,˘11/4” ( d = 31,75 mm )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar